TUPAT GLABED DENGAN ANTOR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK HAMBATAN PENDENGARAN KELAS VIII DI SLB NEGERI KOTA TEGAL


TUPAT GLABED DENGAN ANTOR  UNTUK  MENINGKATKAN  KEMAMPUAN BERHITUNG
ANAK  HAMBATAN PENDENGARAN
KELAS  VIII DI  SLB  NEGERI  KOTA TEGAL



PENELITIAN  TINDAKAN  KELAS








OLEH

EKO  BUDIYANTO, M.M.Pd
NIP. 19801213 201001 1 009







PROVINSI  JAWA TENGAH
DINAS  PENDIDIKAN  DAN  KEBUDAYAAN
SEKOLAH LUAR BIASA  NEGERI  KOTA  TEGAL
2019





KATA  PENGANTAR


            Alhamdulillahirobil’alamiin, hanya karena Rahmat, Taufik, dan Hidayah dari ALLAH  SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Karya Tulis Ilmiah dengan judul “TUPAT GLABED DENGAN ANTOR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK  HAMBATAN  PENDENGARAN KELAS VIII DI SLB NEGERI KOTA TEGALtelah dapat disusun dengan baik, walaupun dengan bentuk dan isi yang sederhana. Penyusunan KTI ini merupakan wahana untuk latihan guru untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan KTI ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan  penulis sampaikan kepada;
1.            Ibu Kepala SLB Negeri Kota Tegal Dra. Sepholindarsih, M.M.Pd selaku Kepala Sekolah, Pembimbing dan sebagai reter dalam penyempurnaan instrumen penelitian yang telah meluangkan waktu dan pikiran, membimbing, mengarahkan, memberikan dorongan serta mengajarkan ilmu sabar serta telah memberikan saran dan petunjuk dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2.         Rekan guru, orang tua murid dan siswa-siswi tercinta yang dengan penuh kesabaran dan kehangatan untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan mewujudkannya dalam sebuah karya penelitian.
3.            Karyawan dan Staf Tata Usaha SLB Negeri Kota Tegal  yang telah memberikan bantuan dan melayani berbagai  kebutuhan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
4.            Semua pihak atas kebaikan dan bantuannya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, I can’t mention your names one by one here but your names are well kept in my mind, thank’s for your support guys
Untuk itu atas segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan KTI ini. Semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan petunjuk terhadap segala upaya yang kita lakukan demi untuk peningkatan mutu pendidikan, dengan penuh semangat dedikasi dan loyalitas yang tinggi demi kemajuan pendidikan dengan menjawab tantangan jaman yang demikian mengglobal.

             Tegal,     Desember 2017
              Penulis
 










DAFTAR  ISI

                                                                                                                      Hal
HALAMAN  JUDUL .......................................................................          
SURAT PERNYATAAN ASLI KARYA SENDIRI ....................           i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................        ii
KATA PENGANTAR  ....................................................................         iii
DAFTAR ISI  ..................................................................................          v
BAB  I      PENDAHULUAN                                                                                 
A.    Latar Belakang Masalah  ...............................................              1
B.     Perumusan Masalah ......................................................               1
C.     Tujuan Penelitian  ..........................................................              2
D.    Manfaat Penelitian            ...................................................         2
BAB  II     TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS
A.    Tinjauan Pustaka  ..............................................................           4
1.      (TUPAT GLABED) Hitung Cepat Gampang Langsung
Tidak Ribed    ...............................................................          4
2.      (ANTOR) Jari Tangan Kalkulator ...............................          5
3.      Kemampuan Berhitung Anak Hambatan  Pendengaran         6
B.     Kerangka Berpikir  .........................................................              8
C.     Hipotesis .........................................................................              9

BAB  III   METODE PENELITIAN
A.    Tempat dan Waktu Penelitian .........................................             10
B.     Subyek Penelitian ...........................................................             10
C.     Prosedur Penelitian .........................................................             10
D.    Pengumpulan Data  ........................................................              13
E.     Analisis Data  ..................................................................             14
F.      Indikator Keberhasilan ....................................................             14
BAB  IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Tindakan Siklus I  ...................................................            15
B.     Refleksi Tindakan Siklus I ...............................................            16
C.     Hasil Tindakan Siklus II  .................................................            17
D.    Refleksi Tindakan Siklus II ..............................................           19
E.     Pembahasan .....................................................................            19
BAB  V PENUTUP
A.    Kesimpulan ......................................................................            23
B.     Rekomendasi ...................................................................            23
C.     Rencana Tindak Lanjut ...................................................            24
DAFTAR  PUSTAKA ......................................................................            25
LAMPIRAN 
Daftar Riwayat Hidup
Data Penelitian
Seminar Hasil Penelitian
Dokumentasi 



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Berhitung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan alat bantu hitung dan tanpa alat bantu hitung. Alat bantu hitung contohnya Abacus, kericikan, dsb. Alat bantu hitung memiliki kelemahan karena tidak boleh dibawa ketika ujian. Anak Hambatan  Pendengaran di SLB Negeri kota Tegal melakukan metode operasi hitung seperti dalam menjumlah dan mengurang dengan cara operasi susun, mengalikan dan membagi  dengan cara penjumlahan atau pengurangan berulang. Sehingga seringkali anak kehilangan konsentrasi dalam soal operasi hitungnya yang panjang. Penyelesaian masalah ini biasa dilakukan dengan cara menyederhanakan soal operasi hitung karena anak sering merasa berat dalam mengerjakan operasi hitung yang terlalu banyak. 
Cara berhitung anak hambatan pendengaran dilakukan dengan menggunakan alat hitung kericikan/abacus yang memiliki 100 buah manik-manik, sehingga diperlukan waktu sangat lama dan hasil hitungannyapun seringkali tidak tepat. Berdasarkan kondisi di atas maka perlu diadakan kajian tentang bagaimana menerapkan suatu metode berhitung  yang praktis dan tidak membebani memori anak hambatan  pendengaran. Tupat Glabed dengan Antor akronim dari berhitung cepat gampang langsung tidak ribed dengan jari tangan kalkulator adalah teknik berhitung dengan memanfaatkan jari-jari tangan sebagai alat hitung dan hasilnyapun dapat langsung dilihat atau dirasakan tanpa repot isi batre. 

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka dapat dibuat perumusan masalah yaitu Tupat Glabed dengan Antor dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak hambatan  pendengaran Kelas VIII di SLB Negeri Kota Tegal.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tupat Glabed dengan Antor dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak hambatan  pendengaran Kelas VIII di SLB Negeri Kota Tegal.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi anak hambatan pendengaranMemberikan kontribusi mengenai temuan metode berhitung dengan jari tangan kalkulator (Antor) sebagai alternatif baru dalam berhitung
2. Bagi guru: Memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran berhitung yang efektif
3. Bagi sekolah: Membantu mencapai visi dan misi layanan pendidikan bermutu bagi anak hambatan  pendengaran
4. Menambah khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan melalui metode pembelajaran berhitung dengan jari tangan kalkulator (Antor)


 


 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A.         Tinjauan  Pustaka
1.     (Tupat Glabed) Hitung Cepat Gampang Langsung Tidak Ribed
Kuliner khas Tegal yang sudah tidak asing lagi di khalayak umum, satu diantaranya adalah tupat glabed, yang kuahnya terkenal kental dan gurih. Glabed jika diartikan ke bahasa Indonesia artinya kental. Satu piring glabed terdiri dari kupat, potongan tempe kecil, sayur kuning, sambel merah, dan kerupuk mie kuning. Sebagai pelengkap, kupat glabed disantap bersama sate ayam, sate kerang, atau sate kikil.  
Tupat Glabed dalam Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini maksudnya adalah Hitung Cepat Gampang Langsung Tidak Ribed. Berhitung atau mata pelajaran Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu. Soedjadi (dalam Istiqomah, 2013, hlm. 1) mengemukakan bahwa: Pembelajaran matematika adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan berhitung sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu. Hal itu mengarahkan perhatian pada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui berhitung. Sejalan dengan pendapat tersebut matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk dipelajari sebab memiliki peran yang besar untuk perkembangan kemampuan berpikir logis, sistematis, kreatif, dan berguna agar membentuk sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu bersaing pada era globalisasi ini. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk dipelajari, karena matematika merupakan pelajaran yang terstruktur, serta harus memiliki pemahaman dari konsep awal untuk memahami konsep selanjutnya. Pembelajaran matematika harus dikemas secara menarik dan kreatif sehingga menyenangkan bagi siswa, tetapi harus tetap terarah agar mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2.      (Antor) Jari Tangan Kalkulator 
Antor adalah kerupuk yang terbuat dari singkong yang sudah diproses, kemudian cara memasaknya menggunakan pasir sebagai media menggorengnya. Pasir yang digunakan sudah bersih. Kerupuk ini juga disebut krupuk pasir atau kerupuk badeg, banyak ditemukan di pasar biasanya berwarna-warni.
Antor dalam Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini maksudnya adalah Jari Tangan Kalkulator. Antor adalah teknik berhitung dengan menggunakan jari-jari tangan sebagai alat bantu dalam berhitung berupa menambah, mengurang, mengali dan membagi. Simbol bilangan dalam Antor; jari tangan kanan menunjukkan satuan dan jari tangan kiri menunjukkan puluhan. 1 disimbolkan dengan jari telunjuk. 2 disimbolkan dengan jari telunjuk dan jari tengah.  3 disimbolkan dengan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis. 4 disimbolkan dengan jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking. 5 disimbolkan dengan semua jari tangan kanan.   6 disimbolkan dengan jempol.  7 disimbolkan dengan jempol dan jari telunjuk. 8 disimbolkan dengan jempol, jari telunjuk, dan  jari tengah. 9  disimbolkan dengan jari jempol, jari telunjuk,  jari tengah dan jari kelingking. Adapun  contoh simbol bilangan gabungan puluhan dan satuan seperti:  Bilangan 11 disimbolkan dengan jari telunjuk tangan kanan dan jari telunjuk tangan  kiri. Bilangan 32 disimbolkan dengan jari telunjuk dan jari tengan tangan kanan dan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kiri. Operasi bilangan manambah pada Antor ditunjukkan dengan membuka jari tangan sedangkan mengurang dilakukan dengan menutup jari tangan.

3.      Kemampuan Berhitung Anak Hambatan Pendengaran
Hambatan  pendengaran yang dialami anak tunarungu mengakibatkan hambatan dalam berkomunikasi, sehingga berdampak pula pada proses pendidikan dan pembelajarannya. Hal ini disebabkan anak hambatan pendengaran menerima informasi secara visual, sehingga informasi yang di dapat akan berbeda dengan anak yang melihat dan mendengar. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah kesulitan yang dialami anak hambatan pendengaran dalam penyelesaian operasi hitung. Anak dengan hambatan pendengaran adalah anak yang mengalami kerusakan pada organ pendengaran sehingga mengalami gangguan fungsi pendengaran dan berdampak pada bahasa dan komunikasi yang dimiliki serta memerlukan layanan khusus dalam pendidikan. Hambatan pendengaran dibedakan menjadi dua yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing). Memiliki karakteristik kerusakan pada organ pendengaran misalnya: lubang telinga tertutup, telinga  mengecil, adanya gangguan pada syaraf pendengaran, tidak mampu mendengar sama sekali (tuli total), mampu mendengar namun dalam intensitas yang kecil (hard of hearing) sehingga memerlukan alat bantu seperti Alat Bantu Dengar (ABD), speaker, dan lainnya, memiliki hambatan dalam berbahasa dan komunikasi, memiliki penguasaan kosakata yang terbatas, memiliki pengucapan yang kurang jelas, sering menggunakan bahasa isyarat atau gesture tubuh.
Pembelajaran matematika ini tidak hanya penting bagi anak-anak pada umumnya, melainkan penting pula bagi anak hambatan pendengaran dalam menunjang kegiatan kehidupan sehari-harinya. Sebagaimana tertera pada UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 5 ayat 2 bahwa “warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan” (Depdiknas, 2003, hlm. 12) Dwidjosumarto (dalam Somantri, 2006, hlm. 93) mengemukakan sebagai berikut: Hambatan  Pendengaran adalah seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).

B.           Kerangka Berpikir












Rounded Rectangle: Meningkat Kemampuan Berhitung

Rounded Rectangle: Anak Hambatan Pendengaran
Rounded Rectangle: Tupat Glabed dengan Antor









 



Berdasarkan uraian teoritik di atas maka dapat disusun kerangka  berpikir sebagai berikut:
1.            Anak Hambatan Pendengaran mengalami hambatan dalam berhitung terutama dengan adanya keterbatasan fungsi alat hitung dan adanya kesulitan dalam menerapkan metode berhitung tanpa menggunakan alat bantu yang cenderung memberatkan memori Anak.
2.            Antor metode berhitung dengan menggunakan jari-jari tangan sebagai media berhitung.
3.            Perlu diadakannya pembuktian apakah pembelajaran tersebut mampu meningkatkan kemampuan berhitung anak hambatan pendengaran Kelas VIII di SLB  Negeri Kota Tegal malalui Penelitian Tindakan Kelas.

C.           Hipotesa Tindakan
Jika Anak Hambatan Pendengaran Kelas VIII di  SLB Negeri Kota Tegal menggunakan Tupat Glabed dengan Antor maka kemampuan berhitungnya akan meningkat.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.           Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri Kota Tegal, dan dilaksanakan pada bulan September-Desember 2017. Jadwal Kegiatan:
No.
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
1
Penyusunan Proposal
2 September - 5 Oktober 2017
2
Pelaksanaan Penelitian
6 Oktober - 16 November 2017
3
Peyusunan Hasil Penelitian
17 November - 21 Desember 2017
4
Laporan dan Evaluasi
16 - 30 Desember 2017

B.           Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah dua anak Hambatan Pendengaran  Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017/2018.

C.           Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan pada pokok bahasan berhitung yang berbeda. Siklus I dilaksanakan pada pokok bahasan berhitung penambahan dan pengurangan satuan. Sedangkan siklus II dilaksanakan pokok bahasan berhitung penambahan dan pengurangan puluhan. Adapun secara lebih rinci prosedur Penelitian Tindakan Kelas siklus I dan siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut:

Perencanaan:

1.        Membuat skenario pembelajaran
2.        Membuat lembar observasi: untuk melihat bagaimana kemampuan berhitung anak
3.        Menyiapkan catatan lapangan
4.        Menyiapkan dan membuat alat bantu mengajar yang diperlukan termasuk mengadakan adaptasi dan modifikasi buku latihan berhitung sesuai dengan kondisi anak.
 
Pelaksanaan Tindakan
Siklus I: Materi Penambahan dan Pengurangan Satuan
Tahap I:
Guru:  Membagikan soal Pre-Test, menyampaikan pendahuluan tentang konsep bilangan dan konsep hitung penambahan dan pengurangan bilangan satuan dengan alat hitung kricikan, memberikan soal latihan pada anak, membantu kesulitan anak.
Anak:  Mengerjakan soal Pre-Test, melakukan setiap aktifitas dalam pembelajaran berhitung, mengerjakan soal latihan dari guru



Tahap II:
Guru: Memberikan penjelasan tentang konsep bilangan dan konsep hitung satuan dalam Tupat Glabed dengan Antor, memberikan soal latihan Antor, memberikan soal Post-Test.
Anak:  Melakukan setiap aktifitas dalam pembelajaran, mengerjakan soal latihan dalam Tupat Glabed dengan Antor dan mengerjakan  soal Post-Test.

Siklus II: Materi Penambahan dan Pengurangan Puluhan
Tahap I:
Guru:  Membagikan soal Pre-Test, menyampaikan pendahuluan tentang konsep bilangan dan konsep hitung penambahan dan pengurangan bilangan puluhan dengan alat hitung kricikan, memberikan soal latihan, membantu kesulitan anak.
Anak:  Mengerjakan soal Pre-Test, melakukan setiap aktifitas dalam pembelajaran berhitung, mengerjakan soal latihan dari guru.
Tahap II:
Guru: memberikan penjelasan tentang konsep penambahan dan pengurangan puluhan dalam Tupat Glabed dengan Antor, memberikan soal latihan, memberikan soal Post-Test.
Anak: melakukan setiap aktifitas dalam pembelajaran, mengerjakan soal latihan bilangan puluhan dalam Tupat Glabed dengan Antor, mengerjakan  soal Post-Test.

Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Lembar observasi  kemampuan berhitung anak yaitu:
1. Pemahaman konsep bilangan dan konsep hitung
2. Pemahaman konsep bilangan dan konsep hitung Antor
3. Kemampuan Anak dalam mengerjakan soal (catatan lapangan).

Refleksi
Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisa dalam tahap refleksi. Dari hasil refleksi dapat diketahui apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan anak  sudah sesuai dengan skenario pembelajaran dan apakah anak telah mampu melakukan Tupat Glabed dengan Antor secara benar yang dibuktikan dengan apakah ada peningkatan kemampuan berhitungnya. Selanjutnya hasil analisa yang dilakukan pada tahap refleksi akan dipergunakan menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan dan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

D.           Pengumpulan Data
            Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap kegiatan pembelajaran. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:
1.            Instrumen  Pembelajaran: Rencana Pembelajaran pada tiap siklus.
2.            Instrumen Monitoring: Lembar Pre-Test dan Post-Test, untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal hitungan.
3.            Panduan Observasi, terdiri dari:  pemahaman konsep bilangan dan konsep hitung  dan pemahaman konsep bilangan dan konsep hitung Antor
4.            Catatan Lapangan kemampuan anak dalam mengerjakan soal

E.           Analisis Data
            Semua data dianalisis secara  deskriptif dengan menghitung persentase dan menit.

F.            Indikator Keberhasilan
            Indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: Kemampuan Anak dalam berhitung menambah dan mengurang satuan serta menambah dan mengurang puluhan.






BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  A.              Hasil Tindakan Siklus  I
            Siklus I menggunakan materi  penambahan dan pengurangan bilangan satuan. Sebelum pembelajaran dimulai diadakan Pre-Test  untuk mengetahui pemahaman awal siswa terhadap konsep bilangan dan konsep penambahan dan pengurangan satuan. Pembelajaran yang direncanakan pada tahap pertama adalah menyampaikan pendahuluan tentang konsep bilangan dan konsep hitung penambahan dan pengurangan bilangan satuan dan mengerjakan soal latihan sesuai materi. (lampiran 6).        Saat  siswa  mengerjakan soal latihan dilakukan pengamatan terhadap sikap, lama mengerjakan dan hasil latihannya. Berdasarkan pengamatan siswa tampak bersemangat. Siswa R menggunakan cara membilang dan seringkali berhenti karena lupa urutan bilangannya. Siswa I berulang-ulang membaca soal dan membilang dalam menyelesaikan soal. (lampiran 1)
Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu memberikan penjelasan tentang konsep bilangan dan konsep hitung satuan dalam Antor (lampiran 2). Siswa menunjukkan sikap antusias dan senang dalam mengikuti penjelasan. Pada tahap ini siswa mengalami hambatan motorik jari yaitu dalam menbuat formasi jari yang menunjukkan simbol bilangan. Setiap materi penambahan dan pengurangan satuan siswa melakukan latihan mengerjakan soal. Dalam mengerjakan soal latihan siswa tampak berulang-ulang membaca karena sering terlupa terutama untuk siswa I karena harus menghitung sekaligus membentuk formasi jari (lampiran 2).
Pada akhir dari pembelajaran diadakan Post-Test untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi penambahan dan pengurangan satuan setelah pembelajaran. Berikut ini adalah hasil Pre-Test dan Post-Test siswa.
Tabel 1.  Perbandingan Hasil Pre test dan Post Test Penambahan dan Pengurangan Satuan Siswa  R dan I
Nama
Siswa
Persentase Pengerjaan Soal
Waktu Mengerjakan
Pre Test
Post Test
Pre Test
Post Test
R
90 %
95 %
12 Menit
9 Menit
I
45 %
100 %
7 Menit
6 Menit
Dari tabel di atas dapat diketahui persentase pengerjaan soal  mengalami peningkatan sebesar 5% untuk siswa R dan 65% untuk siswa I setelah Pembelajaran Antor. Waktu yang diperlukan dalam pengerjaan soal berkurang atau lebih cepat 3 menit untuk siswa R dan bekurang atau lebih cepat 1 menit untuk siswa I.

  B.              Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung terhadap siswa dalam menggunakan Antor dalam berhitung satuan ternyata ada beberapa dukungan dan hambatan. Dukungan kelebihan penggunaan Antor adalah sebagai berikut :
1.            Siswa tampak bersemangat dan senang dalam mengikuti pembelajaran
2.            Penguasaan konsep hitung sebelumnya telah dimiliki siswa menjadi faktor pendukung peningkatan pemahaman siswa tentang penggunaan Antor.
Adapun hambatan atau kelemahan yang dialami dalam penggunaan berhitung dengan Antor adalah:
1.            Kemampuan motorik jari anak yang masih kaku mengakibatkan siswa mudah lelah
2.      Soal-soal dalam buku latihan Antor merupakan soal yang panjang sehingga siswa sering merasa kerepotan dalam membaca.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut pada siklus ke dua akan ditempuh beberapa cara antara lain:
1.      Melakukan latihan kecepatan dan ketepatan motorik jari lebih banyak dari siklus pertama
2.            Memodifikasi kembali soal latihan dengan soal yang lebih pendek.

  C.              Hasil Tindakan Siklus II
            Siklus II menggunakan materi penambahan dan pengurangan bilangan puluhan. Sebelum pembelajaran dimulai diadakan Pre Test untuk mengetahui pemahaman awal siswa terhadap konsep bilangan dan konsep penambahan dan pengurangan puluhan. Pembelajaran yang direncanakan pada  tahap  ke dua adalah menyampaikan pendahuluan tentang konsep bilangan dan konsep hitung penambahan dan pengurangan bilangan puluhan dan mengerjakan soal latihan sesuai materi, saat siswa  mengerjakan soal latihan dilakukan pengamatan terhadap sikap, lama mengerjakan dan hasil latihannya. Berdasarkan pengamatan siswa tampak bersemangat.
            Selama mengerjakan siswa I tampak beberapa kali mencoba menggunakan jarinya dalam mengerjakan soal latihan. siswa R masih menggunakan metode membilang dengan pengelompokan bilangan puluhan dan satuan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu memberikan penjelasan tentang konsep bilangan dan konsep hitung puluhan dalam Antor. Pada setiap materi siswa melakukan latihan kecepatan motorik dengan waktu yang lebih lama dibandingkan pada siklus I, dan perhatian pada setiap kesulitan siswa senantiasa diberikan dan tidak dibatasi waktunya. Siswa menunjukkan sikap antusias dan senang dalam mengikuti penjelasan. Pada akhir dari pembelajaran diadakan Post Test untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi penambahan dan pengurangan puluhan setelah pembelajaran. Berikut ini adalah hasil Pre Test dan Post Test siswa.
Tabel 2.  Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test Penambahan dan Pengurangan Puluhan Siswa R dan I

Nama
Siswa
Persentase Pengerjaan soal
Waktu Mengerjakan soal
Pre Test
Post Test
Pre Test
Post Test
R
60 %
80 %
10 Menit
9 Menit
I
30 %
85 %
10 Menit
8 Menit
Dari tabel di atas dapat diketahui persentase pengerjaan soal meningkat 20% untuk siswa R dan 55% untuk siswa I setelah menggunakan Antor. Sedangkan waktu yang diperlukan dalam pengerjaan soal berkurang atau lebih cepat 1 menit  untuk siswa R dan berkurang atau lebih cepat 2 menit untuk siswa I.

  D.              Refleksi  Tindakan  Siklus  II
Pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua berjalan dengan lancar karena siswa sudah mulai terkondisi dengan penggunaan Antor dalam berhitung puluhan yaitu dengan dilaksanakannya latihan kecepatan dan ketepatan motorik jari dan modifikasi buku latihan dengan menyajikan soal yang lebih pendek.

  E.              Pembahasan
1.            Siklus Pertama
Proses pembelajaran pada siklus I telah berjalan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun. Menurut skenario pembelajaran, kegiatan  pertama yang dilakukan siswa adalah mempelajari konsep bilangan dan konsep penambahan dan pengurangan satuan. Materi konsep bilangan meliputi: menentukan banyak benda, menentukan dan menuliskan lambang bilangan dari kelompok benda, membandingkan kumpulan benda, mengurutkan bilangan dan menentukan bilangan loncat. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pemahaman konsep hitung menambah dan mengurang satuan. Materi konsep hitung menambah dan mengurang meliputi: menentukan bertambah dan berkurang, menambah dan mengurang dengan benda konkret serta menambah dan mengurang berdasarkan kalimat matematikanya.
Setelah penanaman konsep bilangan dan konsep hitung satuan dikuasai siswa, proses berikutnya adalah pelaksanaan pembelajaran Antor untuk hitung satuan. Materi pertama yang harus dipelajari siswa konsep bilangan dalam Antor.
Berdasarkan pembahasan pada siklus I manfaat Antor untuk hitung satuan dapat dirasakan langsung baik untuk siswa maupun untuk guru. Adapun hambatannya berupa masih belum lancarnya siswa membaca soal dan gangguan motorik siswa menjadi acuan untuk menyusun rencana tindakan pada siklus ke dua yaitu melakukan latihan kecepatan ketepatan motorik jari sebelum latihan soal dan memodifikasi soal buku latihan agar lebih sederhana.


2.            Siklus Ke Dua
Setelah penanaman konsep bilangan dan konsep hitung puluhan dikuasai siswa, proses pembelajaran berikutnya adalah pelaksanaan pembelajaran Antor untuk hitung puluhan. Sebagaimana hasil refleksi tentang hambatan motorik jari siswa maka di setiap materi diadakan latihan ketepatan dan kecepatan motorik dengan waktu yang lebih lama dari siklus pertama. Materi pertama yang harus dipelajari siswa adalah konsep bilangan dalam Antor. Pada tahap ini siswa tidak mengalami kesulitan karena simbol bilangan puluhan dalam Antor mewakili nilai tempat yang langsung dipisah dengan bantuan jari tangan kanan sebagai nilai tempat satuan dan jari tangan kiri sebagai nilai tempat puluhan. Hal ini membantu siswa untuk lebih dapat mengingat nilai tempat dalam menambah dan mengurang.
Setelah konsep bilangan dan konsep hitung Antor dipelajari siswa, berikutnya adalah mempelajari materi hitung puluhan. Pada materi hitung bilangan puluhan bulat siswa tidak mengalami kesulitan yang berarti karena hanya memindah konsep bilangan dan hitung satuan di tangan kanan dengan puluhan ditangan kiri. Hambatan yang dialami siswa baik R maupun I adalah merubah mainset sering lupa konsep Antor, yang pada umumnya simbol enam dengan seluruh jari tangan kanan membuka dan jari jempol tangan kiri namun dalam Antor simbol enam hanya dengan jari jempol kanan yang membuka. Kegiatan terakhir dalam siklus II adalah pengerjaan soal Post Test. Dari perbandingan soal Pre Test dan Post Test diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase pengerjaan soal dan waktu yang diperlukan dalam pengerjaan juga lebih sedikit. Dengan mengetahui manfaat dan hambatannnya, maka pembelajaran berhitung dengan Antor dapat dilanjutkan untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada siswa yang lain dan diteliti kembali untuk pokok bahasan  lebih lanjut.





 
BAB V
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Pembelajaran berhitung menambah dan mengurang satuan dan puluhan cara Tupat Glabed dengan Antor setelah dua siklus memperoleh hasil dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak Hambatan Pendengaran Kelas VIII Tahun Pelajaran 2017/2018 di SLB Negeri Kota Tegal

B.    Rekomendasi
1.     Siswa
Siswa hendaknya senantiasa melatih kemampuan berhitung dengan memperhatikan potensi diri, terbuka adanya kesulitan sehingga guru bisa mencari alternatif metode berhitung yang sesuai. Penggunaan Tupat Glabed dengan Antor dalam berhitung harus didukung dengan penguasaan konsep hitung dan kemampuan motorik jari untuk itu siswa hendaknya bersabar dalam berlatih sehingga didapat hasil yang maksimal.
2.     Guru
Para guru SLB khususnya guru anak Hambatan Pendengaran hendaknya mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak untuk mencapai kompetensi dasar yang telah direncanakan. Pelaksanaan pembelajaran berhitung dengan Antor hendaknya disesuaikan dengan kondisi anak dan penguasaan konsep dasar serta langkah-langkah  pembelajaran yang tepat agar  dicapai hasil  yang maksimal.

C.    Rencana Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dalam penelitian ini penulis memiliki rencana sebagai berikut :
1.     Melanjutkan penggunaan Antor dalam materi hitung penambahan dan pengurangan pada anak Hambatan Pendengaran yang lain apabila diperlukan.
2.     Untuk menghindari kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pembelajaran berhitung dengan Antor, penulis akan  meningkatkan monitoring dan selalu memberikan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan dalam berhitung.
3.     Menjaga kondisi pembelajaran yang menyenangkan agar siswa senantiasa termotivasi dalam belajar berhitung.
 



DAFTAR PUSTAKA


Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Model Pembelajaran Pendidikan Khusus Tuna Grahita Ringan dan Sedang. Jakarta: Direktorat Pembinaan SLB

Istiqomah, N. (2013). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pecahan. Skripsi pada FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Mulyasa, E. (2013). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Septi Peni Wulandani (2007). Jarimatika Penambahan Dan Pengurangan. Jakarta: Kawan Pustaka

Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama










Tidak ada komentar:

Posting Komentar